Gunung Lewotobi Laki-laki Naik ke Level Awas, Warga Diminta Waspada

Posted on

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menetapkan status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada tingkat Awas atau Level IV sejak 19 September 2025.

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menyebut peningkatan status ini berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan adanya aktivitas vulkanik signifikan.

“Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Nusa Tenggara Timur saat ini berada di tingkat aktivitas Awas atau level IV. Pada tingkat aktivitas Awas, hasil pengamatan visual dan instrumental teramati adanya peningkatan kegiatan yang semakin nyata atau dapat berupa erupsi. Ancaman bahaya erupsi dapat meluas dan mengancam pemukiman penduduk,” ujar Wafid, Selasa (23/9/2025).

Wafid menjelaskan, karakter erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki bersifat eksplosif dengan lontaran material pijar dan abu, serta dapat berupa erupsi magmatis yang menghasilkan kubah lava, aliran lava, hingga awan panas.

Berdasarkan catatan sejarah, gunung ini memiliki periode erupsi antara 1-29 tahun, dengan indeks letusan (VEI) berada pada level 1-3. Aktivitas erupsi saat ini sendiri sudah berlangsung sejak Desember 2023, dengan beberapa kali naik-turun status sebelum kembali ditetapkan di Level IV.

“Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dimulai sejak bulan Desember 2023 dan hingga kini telah mengalami beberapa kali perubahan tingkat aktivitas baik kenaikan maupun penurunan. Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi ditetapkan di tingkat Awas pada tanggal 19 September 2025 sampai saat ini,” terangnya.

Dari hasil pengamatan 1-21 September 2025, tampak asap kawah utama teramati putih hingga kelabu dengan ketinggian 20-3.000 meter, letusan dengan kolom abu 800-6.000 meter dari puncak, terjadi guguran, meski jarak dan arah luncuran tidak teramati hingga suhu udara sekitar 17-40 derajat dengan cuaca bervariasi cerah hingga hujan.

Sementara hasil pemantauan kegempaan periode 15-21 September 2025 mencatat 30 kali gempa letusan, 5 kali guguran, 46 kali hembusan, 2 kali tremor harmonik, 115 kali tremor non-harmonik, 49 kali gempa frekuensi rendah, 29 kali gempa vulkanik dalam, 40 gempa tektonik (lokal dan jauh), serta tremor menerus dengan amplitudo dominan 14,8 mm.

“Kondisi ini menegaskan bahwa suplai magma masih berlangsung, meskipun intensitas letusan tampak lebih variatif. Pola energi kumulatif kegempaan juga memperlihatkan peningkatan, hal ini mengindikasikan akumulasi tekanan di dalam sistem magmatik,” ungkap Wafid.

Imbauan dan Rekomendasi

Dengan status Gunung Lewatobi saat ini, Badan Geologi mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 6 km dari kawah, serta sektoral barat daya-timur laut sejauh 7 km.

Mewaspadai potensi banjir lahar saat hujan lebat, terutama di daerah aliran sungai berhulu di puncak gunung seperti Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen.

“Tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya,” ujarnya.

Selain itu Wafid menyebut abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga dapat mengganggu operasional bandara dan jalur penerbangan apabila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat.

“Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi,” tandasnya.