Gandrung Mulasara Galunggung, Gerakan Menjaga Kelestarian Gunung Api

Posted on

Keberadaan Gunung Galunggung bagi masyarakat Tasikmalaya menjadi simbol sejarah peradaban di tanah Sukapura. Upaya untuk merawat dan menjaga kelestarian gunung berapi ini, kembali digelorakan oleh sejumlah kalangan.

Salah satunya muncul gerakan ‘gandrung mulasara Galunggung’ yang berarti mencintai dan merawat Galunggung. Salah satu bentuknya adalah merawat dan memperkaya vegetasi di kawasan gunung yang menjadi primadona wisata alam di Tasikmalaya ini.

“Hari ini kami melakukan penanaman 1.000 pohon di kaki Gunung Galunggung, bersama ratusan komunitas yang ada di Tasikmalaya,” kata Komandan Lanud Wiriadinata Tasikmalaya, Letkol Pnb Taufik Agus Hidayat, Rabu (2/7/2025).

Acara bertajuk ‘Ngaagungkeun Galunggung’ ini dimotori oleh jajaran TNI AU di Lanud Wiriadinata dan melibatkan berbagai komunitas, mulai dari komunitas pecinta alam, otomotif hingga Karang Taruna.

Selain melakukan penanaman 1.000 pohon, acara yang dipusatkan di kawasan perkemahan Bukit Nangreu Galunggung ini diisi juga oleh kegiatan donor darah.

“Ada salah satu poin yang saya tangkap dari pernyataan Gubernur Jawa Barat, bahwa Tasikmalaya harus mengagungkan Galunggung. Karena dari Galunggung, Tasikmalaya lahir. Makanya mari kita sama-sama gandrung mulasara Galunggung. Kita mencintai dan merawat Galunggung,” kata Taufik.

Dia juga mengaku mengapresiasi respons masyarakat dan komunitas, sehingga penanaman 1.000 bibit pohon jenis Kaliandra ini bisa terlaksana dengan cepat.

“Ini luar biasa, ini menjadi bukti kecintaan masyarakat Tasikmalaya terhadap Gunung Galunggung,” kata Taufik.

Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari menambahkan, menjaga kelestarian Galunggung merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan.

“Kita boleh memanfaatkan nilai ekonomi, untuk pariwisata dan lainnya. Tapi menjaga kelestarian lingkungan mutlak dilaksanakan, agar Galunggung ini tetap terjaga dan berkelanjutan,” kata Asep.

Dia juga mengatakan jangan sampai potensi alam ini justru berubah menjadi potensi bencana alam karena ulah manusia sendiri.

“Jangan sampai jadi bencana, makanya kita harus gandrung mulasara Galunggung,” kata Asep.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Deddy Mulyana mengatakan kendati Galunggung masuk ke wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tapi Pemkot Tasikmalaya berusaha untuk memberikan kontribusi bagi kelestarian Galunggung.

“Meski secara administratif bukan wilayah Kota Tasikmalaya, tapi kita berkepentingan. Dari sisi wisata Galunggung adalah destinasi utama di Tasikmalaya,” kata Deddy.

Kota Tasikmalaya selama ini menjadi penyokong atau penyedia kebutuhan akomodasi para wisatawan dengan tujuan Galunggung dan objek wisata lain di Kabupaten Tasikmalaya.

“Hotel dan restorannya di Kota Tasik, destinasinya ke Galunggung atau wilayah Kabupaten Tasikmalaya, jelas kita berkepentingan dan selalu berusaha untuk andil dalam upaya pelestarian Galunggung,” kata Deddy.

Salah seorang pegiat pecinta alam Tasikmalaya, Harniwan Obech mengatakan sejauh ini kondisi Gunung Galunggung masih cukup terjaga dengan baik.

“Vegetasinya masih lumayan baik, apalagi gerakan penanaman sering dilakukan. Tapi kami menaruh kekhawatiran terhadap aktivitas pertambangan,” kata Harniwan.

Gerakan Gandrung Mulasara Galunggung, menurut dia harus bisa dilakukan secara menyeluruh termasuk menjaga Galunggung dari aktivitas pertambangan ilegal serta potensi perusakan hutan dan kawasan yang dilindungi.

“Semua harus konsisten, termasuk menjaga Galunggung dari eksploitasi yang bisa merusak alamnya,” kata Harniwan.