Farhan: Dari Banceuy, Bung Karno Guncang Dunia dengan Gagasan Besar

Posted on

Tahanan Nomor 5 di Penjara Banceuy, Kota Bandung, menjadi salah satu saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia. Ruang sempit berukuran 2,5 x 1,5 meter itu dulunya dihuni oleh Presiden Soekarno saat ia menjadi tahanan politik Pemerintah Hindia Belanda.

Kini, sel yang pernah mengurung proklamator bangsa itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan dilestarikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Meski tempat kelahiran Pancasila secara resmi ditetapkan di Gedung Pancasila, Jakarta, dalam sidang BPUPKI, namun Penjara Banceuy tak bisa dilepaskan dari rangkaian panjang lahirnya ideologi bangsa.

Pada Sabtu, 1 Juni 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan bersama jajaran Forkopimda Kota Bandung melakukan kunjungan ke lokasi bersejarah ini. Dalam kunjungan tersebut, Farhan mendapat kesempatan memasuki langsung ruang tahanan yang pernah dihuni oleh Bung Karno, dipandu oleh juru kunci Penjara Banceuy bernama Ahmad.

Selain dapat melihat barang-barang yang ada di dalam penjara itu, Farhan juga mendapatkan banyak cerita sejarah tentang perjalanan Soekarno selama dikurung di penjara tersebut.

“Aduh merinding ya karena di dalam penjara ukurannya hanya 2,5 x 1,5 meter itu, saya tidak bisa membayangkan kalau saya mesti tinggal dalam kamar yang gelap, tanpa listrik tersebut selama berbulan-bulan dari Desember 1929 sampai Agustus 1930,” kata Farhan soal pengalaman pertamanya berkunjung ke Penjara Banceuy.

Soekarno ditangkap bersama Maskoen, Soepriadinata, dan Gatot Mangkoepradja di Yogyakarta pada 29 Desember 1929. Penangkapan itu dipicu oleh aktivitas mereka di Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dianggap mengancam kekuasaan kolonial Belanda. Pemerintah Hindia Belanda menuduh Soekarno sebagai pemberontak.

Meski mengalami tekanan fisik dan psikologis selama masa penahanan, semangat Soekarno tak pernah padam. Menurut Farhan, justru di balik terali besi dan ruang sempit inilah lahir gagasan-gagasan besar untuk masa depan Indonesia.

“Baru dipindahkan ke Sukamiskin sampai 31 Desember 1931, jadi artinya memang siksaan fisik yang tujuannya untuk mematahkan semangat seorang Soekarno oleh pemerintah Hindia Belanda waktu itu tetap tidak berhasil menghentikan perjuangan beliau dan justru dari balik teralis ruangan sel inilah lahir salah satu pemikiran dan karya tulis paling dahsyat yang dimiliki oleh Soekarno,” terang Farhan.

Farhan menegaskan Bandung memiliki tempat istimewa dalam perjalanan sejarah Bung Karno. Di kota inilah, kata Farhan, Soekarno tumbuh menjadi pemikir besar yang menggemparkan dunia dengan ide-ide perjuangan rakyat.

“1 Juni, Hari Minggu ini kita jadikan kesempatan untuk upacara dan juga memperingati lahirnya Pancasila dan itu tidak terlepas dari perjuangan Bung Karno yang memang memiliki jejak yang sangat dalam di kota Bandung,” ucap Farhan.

“Di Surabaya bayi Soekarno lahir, di Blitar jenazah Bung Karno disemayamkan tetapi di Kota Bandung, Bung Karno Besar lahir menjadi putra sang fajar yang melahirkan ide-ide yang mengguncang dunia dan tentu saja tulisan besar beliau di Pikiran Rakyat membuat beliau dan 3 orang sahabatnya dipenjara di sini di Banceuy,” tambahnya.

Menurut Farhan selama ditahan di penjara, Soekarno tetap melawan dengan caranya sendiri. “Selama masa persidangan di Gedung Indonesia Menggugat dan mengeluarkan pledoi yang sangat terkenal yaitu Indonesia Menggugat yang menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk memperjuangkan kemerdekaan sebuah bangsa menjadi sebuah kultur yang disebut dengan nation state, nah di kota inilah kita bisa mengklaim bahwa Bung Karno lahir dari ideologi, dari keyakinan dan bahkan dari sini juga lahir faham-faham yang memang fokus kepada kerakyatan,” jelasnya.

Farhan berpesan kepada warga Kota Bandung, khususnya generasi muda di Kota Bandung untuk mengikuti jejak dan semangat Bung Karno. “Ini jadi inspirasi kita semuanya untuk menjadikan bahwa ini lebih dari sekedar jejak sejarah tetapi jejak ideologis dan juga jejak keyakinan bahwa perjuangan kita di level manapun lah untuk kepentingan rakyat seperti yang diperjuangkan oleh Bung Karno,” pungkasnya.

Bandung dan Jejak Ideologis Bung Karno