Kasus keracunan akibat makan bergizi gratis (MBG) kembali berulang. Kali ini, hingga Rabu (28/10/2025) sore, tercatat ada 201 siswa yang jadi korban di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Lantas, bagaimana kejadian ini bisa kembali terulang? Berikut rangkuman faktanya:
Kasus ini bermula pada Selasa (28/10). Saat itu, dilaporkan 18 siswa SMPN 14 Lembang, Desa Cibodas, KBB keracunan usai mereka menyantap menu MBG pada pagi hari.
Tujuh orang kemudian diizinkan pulang setelah menjalani perawatan. Sementara, 11 siswa saat itu masih menjalani pengobatan di Puskesmas Cibodas dan kondisinya mulai membaik.
Kepala Desa Cibodas, Dindin Sukaya mengatakan, keluhan yang dialami siswa saat keracunan yakni mual, muntah dan sesak napas. Semuanya terjadi setelah siswa SMP tersebut menyantap menu MBG yang dibagikan.
“Yang 11 sudah membaik, cuma masih terus dipantau, tapi sekarang masih di puskesmas. Mengeluhnya ya mual, muntah, terus ada yang sesak napas juga,” kata Dindin.
Keesokan harinya, Rabu (29/10/2025), kasus keracunan itu justru mengalami penambahan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandung Barat, di pagi itu ada sebanyak 133 siswa dari sejumlah sekolah yang mengalami gejala keracunan dan harus dirawat di sejumlah tempat.
Para siswa yang mengalami keracunan MBG tersebut berasal dari SD Negeri 2 Cibodas, SD Negeri Buahbatu, SMP Negeri 4 Lembang, dan SMK Putra Nasional Cibodas.
“Sampai pagi ini, data korban terus bertambah sudah mencapai 133 siswa,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar saat dikonfirmasi.
Mereka yang keracunan lalu dibawa ke Posko Desa Cibodas. Sementara yang bergejala lebih berat dirujuk ke RSUD Lembang, Puskesmas Cibodas, serta Klinik Sespim Polri.
“Untuk yang dirawat sampai saat ini masih ada sebanyak 30 siswa. 4 di Puskesmas Cibodas, 8 di Klinik Sespim, 18 di RSUD Lembang. Kalau yang di posko Desa Cibodas sudah tidak ada,” kata Lia.
Petugas sudah membawa sampel menu MBG yang dikonsumsi siswa untuk diuji di Labkesda Jabar. Di antaranya nasi putih, daging rolade, capcay, tempe goreng, serta buah lengkeng.
“Untuk sampel sudah dibawa sama petugas, langsung diserahkan ke Labkesda untuk uji sampel,” kata Lia.
Hingga sore harinya, Dinkes Bandung Barat melaporkan kejadian keracunan yang menimpa siswa sekolah di Desa Cibodas mulai mereda. Berdasarkan data, jumlah korban keracunan massal itu tembus 201 siswa dengan 32 orang di antaranya masih dirawat di sore itu.
Mereka yang masih bergejala dirawat di beberapa tempat. Di antaranya 10 siswa di Puskesmas Cibodas, 12 siswa di RSUD Lembang, dan 10 orang di Posko Desa Cibodas.
“Sampai sore ini sudah mencapai 201 siswa, tapi 169 sudah sembuh, hanya sisa 32 yang dirawat,” kata Lia.
Koordinasi dengan BGN
Lia mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait insiden tersebut. Koordinasi juga meliputi pengawasan penyelenggaraan MBG
“Kami sesuai arahan Pak Sekda sebagai Ketua Satgas Percepatan Penyelenggaraan MBG, dan arahan Pak Bupati selalu berkoordinasi dengan BGN, termasuk kejadian hari kemarin,” kata Lia.
Pihaknya mempercepat penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai syarat untuk melaksanakan pengolahan dan pendistribusian MBG ke sekolah-sekolah hingga ibu hamil dan menyusui di Bandung Barat.
“Kami terus mengevaluasi 121 SPPG di Bandung Barat, dan mempercepat penerbitan SLHS. Jadi SPPG kita tinjau ulang, kita evaluasi pelaksanaan pengolahan makanannya,” kata Lia.
Salah seorang siswa, Nazwa, masih terbaring lemas di ranjang RSUD Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kondisinya sudah membaik setelah mendapatkan perawatan sejak Selasa (28/10/2025) malam.
Bocah kelas 9 SMPN Negeri 4 Lembang itu terpaksa dirujuk ke rumah sakit setelah mengeluhkan gejala pusing, mual, lalu muntah. Hal itu ia alami usai mengonsumsi menu MBG.
Ditemani kedua orang tuanya, Nazwa belum bisa banyak bergerak. Kepalanya masih sesekali merasakan pusing, beruntung mual sampai muntah sudah tidak ia rasakan lagi.
“Kemarin kerasanya pusing sampai muntah-muntah. Itu kerasanya sekitar jam setengah 5 sore, langsung dibawa kesini (RSUD Lembang) pas malam,” kata Nazwa saat ditemui.
Tak Ada yang Aneh di Menu MBG
Ia mengonsumsi MBG sekitar pukul 10 pagi. Menu yang didapatkan saat itu yakni nasi putih, daging rolade, capcay, tempe goreng, serta buah lengkeng. Tak ada yang aneh saat makanan itu ia santap.
“Enggak ada, normal rasanya. Enggak ada bau juga makanya dimakan sampai habis waktu kemarin. Teman-teman yang lain juga sama habis,” kata Nazwa.
Alami Gejala Keracunan Pada Sore Hari
Namun tak disangka ketika sore tiba, ia merasakan semua gejala khas keracunan. Nazwa saat ini masih dirawat di RSUD Lembang bersama dengan 19 pasien lainnya dari beberapa sekolah di wilayah Lembang.
Selain Nazwa, ternyata ada seorang ibu yang juga mengalami gejala keracunan. Ia ternyata mengonsumsi MBG yang dibagikan untuk sang anak yang masih duduk di bangku TK.
“Kemarin makan MBG punya anak, soalnya kan enggak dimakan sama anak. Itu kerasanya saya malam hari. Kalau dari makanan sebetulnya enggak ada yang bau, ya enak aja,” kata Siti Nurjanah (32).
Namun di malam hari ketika ia mengantarkan anaknya yang duduk di bangku SD ke RSUD Lembang gegara keracunan, ia tiba-tiba merasakan gejala yang sama.
“Jadi saya antar anak ke sini, kan keracunan juga. Enggak lama diam di rumah sakit, muntah-muntah juga. Makanya langsung dirawat,” kata Siti.
