Dukung Program Pendidikan Karakter Semi Militer, Ini Kata Kasdivif TNI

Posted on

Kepala Staf Divisi Infanteri (Kasdivif 1) Kostrad, Brigjen TNI Vivin Alivianto, meninjau pelaksanaan pendidikan karakter 39 siswa di barak militer, Resimen Armed 1 Sthira Yudha di Purwakarta. Didampingi Komandan Resimen Armed 1, Kolonel Arm Roni Junaidi dan Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, dia melihat kondisi barak, MCK, makanan hingga melihat aktivitas para siswa yang saat ini tengah mendapat pendidikan bela negara.

Vivin menyebutkan, langkah yang dilakukan Gubernur Jabar dan Bupati Purwakarta perlu didukung. Karena menurutnya, ke depan nasib bangsa akan dipikul anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

“Saya pribadi melihat ini sangat positif karena banyak orang berpikir hanya saya punya gagasan seperti ini tapi belum pernah dilaksanakan, ini merupakan terobosan besar dan ini sangat berpengaruh besar kepada masa depannya, negara kita di tangan mereka-mereka,” ujar Vivin, Minggu (4/5/2025).

Vivin menegaskan, aktivitas serupa baiknya diikuti oleh pemerintah daerah lain. Karena anak-anak yang saat ini dihadapkan tantangan, harus diselamatkan dan harus dibimbing agar menjadi lebih baik.

“Mau sampai kapan sih, mereka tunas-tunas kita, jika tidak segera diambil langkah ini, menurut saya ini pilot project yang sangat luar biasa kita berharap semua jajaran atau pemda atau manapun bisa melihat dari sisi ini bisa mencontoh di sini, kurang lebih mungkin perlu ada yang ditambahkan karena perlu penyempurnaan, paling tidak ini embrio yang sangat bagus kita lihat anak-anak berubah drastis, orang nyangka anak ini bener nggak nakal, tapi kembali lagi lingkungan,” katanya.

Kabupaten Purwakarta menjadi daerah pertama yang bekerjasama dengan TNI dalam pelaksanaan pembinaan pendidikan berkarakter. Purwakarta menjadi daerah percontohan yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein.

Menurut Bupati Purwakarta Saepul Bahri, para peserta didik sudah lebih menikmati pendidikan, mereka sudah mulai menemukan jati diri sebagai anak yang bisa bermanja-manja dengan para pelatihnya.

“Saya juga sudah mendapatkan informasi dari pelatih, bahwa perkembangan anak sudah berubah signifikan, bahkan sudah nampak bahwa dia adalah seorang anak manja, kebetulan banyak yang bermasalah dengan keluarga, ibunya meninggal, orangtuanya bercerai anak tinggal sama neneknya kemudian bingung bermanja, mereka manja ke pelatih,” ungkap Saepul.

Masih kata Saepul, berbagai pendidikan sudah ditanamkan kepada para siswa mulai dari pendidikan berkarakter, kedisiplinan, hingga kerohanian.

“Udah di konfirmasi muslim semua kita klasifikasi ngaji level berapa sudah ada, kesehatan kita periksa secara intensif, di pantau, nanti kita lihat ke depan, yang paling penting saat ini sejuah mana evaluasi ke berhasilanya. Nanti ada catatan rekomendasi dari pelatih untuk orang tua masing-masing dan sekolah,” pungkasnya.