Sebanyak 36 provinsi di Indonesia telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2026 yang akan menjadi acuan upah terendah bagi pekerja di masing-masing daerah. Penetapan ini dilakukan oleh pemerintah provinsi dan diumumkan paling lambat pada Rabu, 24 Desember 2025, sebagaimana ketentuan yang berlaku. Namun hingga Kamis (25/12/2025), tercatat Provinsi Aceh dan Papua Pegunungan belum mengumumkan besaran UMP 2026.
Penetapan UMP 2026 menjadi perhatian publik karena mencerminkan arah kebijakan pengupahan sekaligus daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi nasional. Dari data yang dihimpun, besaran UMP 2026 di setiap provinsi mengalami kenaikan dengan persentase yang bervariasi, menyesuaikan kondisi ekonomi dan rekomendasi dewan pengupahan daerah.
Salah satu provinsi yang telah menetapkan UMP adalah Sulawesi Selatan. Pemerintah Provinsi Sulsel menetapkan UMP 2026 sebesar Rp 3,92 juta, atau mengalami kenaikan 7,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini menjadi salah satu yang cukup signifikan di kawasan Indonesia Timur.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi mengumumkan kenaikan UMP Jawa Barat tahun 2026. UMP Jabar ditetapkan sebesar Rp 2.317.601, atau naik sekitar 0,7 persen dibandingkan UMP 2025.
Selain UMP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga menetapkan kenaikan Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) sebesar 0,9 persen.
“Yang untuk provinsi sudah ditetapkan kenaikannya itu 0,7 persen sedangkan upah minimum sektoralnya 0,9 persen,” ucap Dedi saat memberi keterangan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (24/12/2025).
Dedi juga menegaskan bahwa penetapan upah di tingkat kabupaten dan kota mengikuti seluruh usulan yang telah diajukan oleh pemerintah daerah masing-masing.
“Untuk kabupaten-kota kita mengikuti atau menetapkan seluruh usulan yang diusulkan oleh kabupaten-kota, baik upah minimum kabupaten-kotanya maupun upah minimum sektoralnya,” sambungnya.
Berdasarkan daftar UMP 2026, DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan UMP tertinggi, yakni sebesar Rp 5.729.876, naik sekitar Rp 333 ribu atau 6,17 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, UMP terendah berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, dengan nominal sekitar Rp 2,31 juta.
Dengan besaran tersebut, UMP Jawa Barat menempati urutan ke-35 dari 36 provinsi, hanya sedikit di atas Jawa Tengah. Meski berada di posisi bawah secara nasional, UMP Jabar tetap menjadi acuan dasar sebelum penetapan UMK di masing-masing kabupaten/kota.
Berikut daftar lengkap UMP 2026 di 36 provinsi di Indonesia dengan perbandingan dengan Tahun 2025
DKI Jakarta
UMP 2026: Rp 5.729.876
UMP 2025: Rp 5.396.760
Naik: Rp 333.116
Papua Selatan
UMP 2026: Rp 4.508.850
UMP 2025: Rp 4.285.850
Naik: Rp 223.000
Papua
UMP 2026: Rp 4.436.283
UMP 2025: Rp 4.285.850
Naik: Rp 150.433
Papua Tengah
UMP 2026: Rp 4.295.848
UMP 2025: Rp 4.285.848
Naik: Rp 10.000
Kepulauan Bangka Belitung
UMP 2026: Rp 4.035.000
UMP 2025: Rp 3.876.600
Naik: Rp 158.400
Sulawesi Utara
UMP 2026: Rp 4.002.630
UMP 2025: Rp 3.775.425
Naik: Rp 227.205
Sumatera Selatan
UMP 2026: Rp 3.942.963
UMP 2025: Rp 3.681.571
Naik: Rp 261.392
Sulawesi Selatan
UMP 2026: Rp 3.921.088
UMP 2025: Rp 3.657.527
Naik: Rp 263.561
Kepulauan Riau
UMP 2026: Rp 3.879.520
UMP 2025: Rp 3.623.653
Naik: Rp 255.867
Papua Barat
UMP 2026: Rp 3.840.947
UMP 2025: Rp 3.615.000
Naik: Rp 225.947
Kalimantan Utara
UMP 2026: Rp 3.770.000
UMP 2025: Rp 3.580.160
Naik: Rp 189.840
Papua Barat Daya
UMP 2026: Rp 3.766.000
UMP 2025: Rp 3.614.000
Naik: Rp 152.000
Kalimantan Timur
UMP 2026: Rp 3.759.313
UMP 2025: Rp 3.579.313
Naik: Rp 180.000
Riau
UMP 2026: Rp 3.780.495
UMP 2025: Rp 3.508.775
Naik: Rp 271.720
Kalimantan Selatan
UMP 2026: Rp 3.686.138
UMP 2025: Rp 3.282.812
Naik: Rp 403.326
Kalimantan Tengah
UMP 2026: Rp 3.686.138
UMP 2025: Rp 3.473.621
Naik: Rp 212.517
Maluku Utara
UMP 2026: Rp 3.552.840
UMP 2025: Rp 3.408.000
Naik: Rp 144.840
Jambi
UMP 2026: Rp 3.471.497
UMP 2025: Rp 3.234.533
Naik: Rp 236.964
Gorontalo
UMP 2026: Rp 3.405.144
UMP 2025: Rp 3.221.731
Naik: Rp 183.413
Maluku
UMP 2026: Rp 3.334.499
UMP 2025: Rp 3.141.699
Naik: Rp 192.800
Sulawesi Barat
UMP 2026: Rp 3.315.935
UMP 2025: Rp 3.104.430
Naik: Rp 211.505
Sulawesi Tenggara
UMP 2026: Rp 3.306.496
UMP 2025: Rp 3.073.551
Naik: Rp 232.945
Sumatera Utara
UMP 2026: Rp 3.228.701
UMP 2025: Rp 2.992.599
Naik: Rp 236.102
Sumatera Barat
UMP 2026: Rp 3.214.846
UMP 2025: Rp 2.994.193
Naik: Rp 220.653
Bali
UMP 2026: Rp 3.207.459
UMP 2025: Rp 2.996.560
Naik: Rp 210.899
Sulawesi Tengah
UMP 2026: Rp 3.179.565
UMP 2025: Rp 2.914.583
Naik: Rp 264.982
Banten
UMP 2026: Rp 3.100.881
UMP 2025: Rp 2.905.119
Naik: Rp 195.762
Kalimantan Barat
UMP 2026: Rp 3.054.552
UMP 2025: Rp 2.878.286
Naik: Rp 176.266
Lampung
UMP 2026: Rp 3.047.734
UMP 2025: Rp 2.893.069
Naik: Rp 154.665
Bengkulu
UMP 2026: Rp 2.827.250
UMP 2025: Rp 2.670.039
Naik: Rp 157.211
Nusa Tenggara Barat (NTB)
UMP 2026: Rp 2.673.861
UMP 2025: Rp 2.602.931
Naik: Rp 70.930
Nusa Tenggara Timur (NTT)
UMP 2026: Rp 2.455.898
UMP 2025: Rp 2.328.969
Naik: Rp 126.929
Jawa Timur
UMP 2026: Rp 2.446.880
UMP 2025: Rp 2.305.984
Naik: Rp 140.896
DI Yogyakarta
UMP 2026: Rp 2.417.495
UMP 2025: Rp 2.264.080
Naik: Rp 153.415
Jawa Barat
UMP 2026: Rp 2.317.601
UMP 2025: Rp 2.191.232
Naik: Rp 126.369
Jawa Tengah
UMP 2026: Rp 2.317.386
UMP 2025: Rp 2.169.348
Naik: Rp 148.038
Selain UMP, Gubernur Jawa Barat juga telah menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2026 melalui Kepgub No 561.7/Kep.862-Kesra/2025 yang ditandatangani pada 24 Desember 2025.
Berdasarkan data yang dihimpun, UMK tertinggi di Jawa Barat 2026 masih ditempati Kota Bekasi dengan nominal Rp 5.999.443. Sementara itu, UMK terendah berada di Kabupaten Pangandaran sebesar Rp 2.351.250.
Secara umum, kenaikan UMK di Jawa Barat tahun 2026 menunjukkan tren yang relatif stabil, dengan rata-rata kenaikan di kisaran 5 hingga 7 persen. Wilayah industri dan metropolitan seperti Bodetabek dan Rebana masih mendominasi daftar UMK tertinggi.
Kota Bekasi kembali mempertahankan posisinya sebagai daerah dengan UMK tertinggi di Jawa Barat, mendekati angka Rp 6 juta. Kenaikan nominal di wilayah industri cenderung besar karena basis upah yang sudah tinggi, sehingga tambahan penghasilan yang diterima pekerja dinilai mampu mengimbangi biaya hidup yang terus meningkat.
