Kayu secang sudah dikenal sejak lama sebagai bahan alami yang sering digunakan dalam ramuan tradisional Indonesia. Selain memberikan rasa hangat, kayu yang mengeluarkan warna merah saat diseduh ini juga dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai dari mencegah infeksi bakteri hingga meningkatkan daya tahan tubuh.
Sebagai minuman herbal, kayu secang banyak dikonsumsi masyarakat dalam berbagai bentuk seperti teh hingga wedang. Berikut penjelasan kandungan, manfaat, serta cara membuat minuman kayu secang yang enak dan penuh khasiat.
Dilansir dari Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia (2023), kayu secang mengandung berbagai senyawa penting. Di antaranya meliputi flavonoid, polifenol, quinin, monoterpene, tannin, saponin, hingga asam tanat. Terdapat juga kandungan fotosterol, gelatin, resorsin, brazilin, brazilein, minyak atsiri, dan pigmen alami. Masing-masing kandungan tersebut memiliki khasiatnya tersendiri bagi kesehatan tubuh.
Untuk memperoleh manfaatnya, bagian kayu secang yang digunakan untuk adalah kayu yang telah dikeringkan atau dikenal dengan istilah simplisia. Simplisia kayu secang memiliki bentuk serutan atau potongan kecil berwarna merah hingga jingga. Teksturnya keras, padat, tidak berbau, dan memiliki rasa sepat ringan yang muncul perlahan setelah diseduh.
Sejak dahulu, air rebusan kayu secang sering digunakan sebagai minuman kesehatan untuk membantu mengatasi gangguan aliran darah, diare, batuk darah, disentri, malaria, dan tetanus. Berdasarkan penelitian oleh Adirestuti et al. (2018), ekstrak etanol kayu secang mampu menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa dengan tingkat penurunan populasi mencapai 99,74%, 96,28%, dan 99,88%.
Kemampuan ini menunjukkan bahwa kayu secang memiliki potensi kuat sebagai agen antimikroba alami yang bisa membantu menjaga kesehatan pencernaan serta mencegah infeksi bakteri dalam tubuh.
Kandungan senyawa flavonoid dan terpenoid dalam kayu secang membuat tanaman ini kaya akan antioksidan alami. Senyawa ini berfungsi menangkal radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh dan memicu berbagai penyakit degeneratif.
Hasil penelitian Young Ju et al. (2017) menunjukkan bahwa ekstrak metanol kayu secang memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 82,3± μg/ml. Aktivitas ini membantu menurunkan risiko penyakit seperti diabetes dan menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.
Selain itu, indeks antioksidatif ekstrak air kayu secang lebih tinggi dibandingkan antioksidan komersial, menjadikannya alternatif alami yang lebih aman. Antioksidan dari bahan alami juga meninggalkan residu yang mudah terurai, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan antioksidan sintetis.
Kayu secang mengandung senyawa brazilin, yaitu pigmen merah alami yang memiliki efek antikanker. Menurut penelitian Sari & Suhartati (2016), senyawa brazilin mampu menghambat protein inhibitor apoptosis survivin dan mengaktifkan caspase 3 dan caspase 9, dua enzim yang berperan dalam proses kematian sel kanker.
Dengan cara tersebut, brazilin membantu menghentikan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Efek antioksidan pada kayu secang juga memperkuat perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas yang menjadi salah satu penyebab utama kanker.
Masalah jerawat umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Propionibacterium acnes yang menimbulkan peradangan pada kulit. Kayu secang dipercaya dapat membunuh bakteri penyebab jerawat dan mengurangi peradangan, berkat kandungan antibakteri, antijerawat, dan antiradang di dalamnya. Kandungan tersebut membuat air rebusan kayu secang dapat dijadikan sebagai pembersih wajah alami atau diminum untuk membantu menyeimbangkan kondisi kulit dari dalam.
Secara tradisional, masyarakat juga memanfaatkan kayu secang untuk mengatasi diare dan gangguan pencernaan. Penelitian Khiki Purnawati Kasim dkk. (2024) membuktikan bahwa penambahan 1 gram kayu secang ke dalam 1 liter air minum yang dimasak maupun air isi ulang mampu menurunkan jumlah bakteri coliform secara signifikan.
Uji coba dilakukan pada beberapa sampel air di Kota Makassar dan hasilnya menunjukkan bahwa kadar bakteri coliform berkurang sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan oleh Permenkes RI No. 2 Tahun 2023. Karena itu, peneliti menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan kayu secang dalam air minum sebagai upaya alami mencegah diare.
Selain berkhasiat, kayu secang juga bisa disajikan menjadi minuman yang nikmat dan menyegarkan. Berikut beberapa variasi olahan kayu secang yang bisa dibuat di rumah:
Wedang secang merupakan minuman tradisional Jawa yang terbuat dari campuran kayu secang, jahe, serai, dan beberapa rempah lainnya. Rasanya hangat dan aromatik, dengan warna merah alami yang menggugah selera.
Minuman ini diyakini dapat menghangatkan tubuh, meningkatkan imun, memperlancar peredaran darah, serta berfungsi sebagai antioksidan alami. Popularitasnya meningkat pesat pada masa pandemi Covid-19 karena dipercaya membantu menjaga kebugaran.
Bahan-bahan:
Cara membuat:
Simplisia kayu secang atau kayu secang kering yang telah diserut juga bisa diolah menjadi teh herbal yang bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Berikut caranya:
Bahan-bahan:
Cara membuat:
Untuk mendapatkan manfaat antioksidan maksimal, kayu secang juga bisa disajikan lebih sederhana.
Bahan:
Cara membuat:
Selain diminum, air rebusan kayu secang juga bisa digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Untuk luka memar atau luka terbuka, ikuti langkah berikut:
Demikian ulasan mengenai manfaat kayu secang beserta kandungannya, juga cara membuat minuman kayu secang yang enak dan berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Selamat mencoba!
