Analisis Pengamat soal Performa Klok, Beckham, dan Yakob

Posted on

Stadion King Abdullah Sports City menjadi saksi perjuangan keras Tim Nasional Indonesia saat menghadapi tuan rumah Arab Saudi pada laga pembuka Grup B babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (9/10/2025) dini hari. Di pertandingan itu, Indonesia kalah dengan skor 2-3.

Indonesia unggul lebih dulu melalui penalti Kevin Diks di menit 11. Enam menit berselang, tuan rumah menyamakan skor melalui tendangan keras Saleh Abu Al-Shamat. Menit 36, Saudi berbalik unggul eksekusi penalti Feras Al-Buraikan.

Feras kemudian mencetak gol keduanya di menit 62 dan membawa Saudi unggul 3-1. Menjelang pertandingan berakhir, wasit Ahmad Al-Ali memberi hadiah penalti kedua bagi Indonesia yang berbuah gol dari kaki Diks. Namun gol itu tak cukup menyelamatkan Indonesia dari kekalahan dengan skor 2-3.

Usai pertandingan, tiga pemain menjadi sorotan publik karena dianggap tampil di bawah performa terbaik mereka. Ketiga pemain itu ialah Marc Klok, Beckham Putra, dan Yakob Sayuri. Mereka dimainkan pelatih Patrick Kluivert sejak menit awal.

Sebagai pemain tengah, Marc Klok diharapkan mampu menjadi pengatur tempo permainan. Namun malam tadi penampilannya jauh dari kata maksimal. Klok tercatat menerima kartu kuning di menit 45+10 dan hanya mencatat akurasi umpan sekitar 73 persen dari total percobaan.

Dalam beberapa momen, Klok juga kalah duel di lini tengah dan terlambat menutup ruang serangan balik cepat Saudi. Ia terlihat bekerja keras, tetapi kesulitan menandingi agresivitas lawan. Bahkan Klok membuat blunder yang mengawali proses terjadinya gol pertama Saudi.

“Di tengah kelihatan kita kalah kelas dan permainan tapi tidak ada perubahan yang dilakukan Kluivert di pertengahan babak pertama, harusnya sudah bisa melihat,” ucap Indra Jaya, pengamat sepak bola Bandung saat dihubungi.

Kemudian Beckham Putra yang bermain sebagai starter, kesulitan mengimbangi tempo tinggi Saudi. Beberapa kali aksinya di sisi kiri bisa dibaca dengan mudah oleh bek lawan.

Statistik menunjukkan Beckham minim kontribusi dalam permainan. Pemain muda Persib Bandung ini kemudian digantikan oleh Eliano Reijnders di awal babak kedua.

“Terus penampilan Beckham kurang maksimal karena gak ada suplai bola ke dia, pas dapat bola Arab minimal 2 pemain sudah pressing jadi gak leluasa,” ujarnya.

Sementara itu, Yakob Sayuri dimainkan sebagai bek kanan yang bukanlah posisi aslinya. Hal itu berimbas pada performa Yakob di lapangan. Beberapa kali ia gagal mengawal barisan depan pemain Saudi.

Blunder juga dilakukan pemain Malut United ini. Tarikan tangannya kepada Feras Al-Buraikan berujung penalti. Ia pun diganjar kartu kuning oleh wasit. Yakob akhirnya ditarik keluar di menit 85 dan digantikan Sandy Walsh.

Sofascore bahkan memberi nilai 5,8 untuk penampilan Yakob. Nilai itu jadi yang terkecil dari para pemain Indonesia lainnya. Padahal Yakob sejatinya merupakan penyerang sayap, pos yang seharusnya ia tempati di pertandingan melawan Saudi.

“Yang paling terlihat kesalahan itu saat penalti Arab, Yakob out position dan menarik jersey lawan dan penalti ini jadi gol. Ini kesalahan yang tidak perlu karena jangkauan pemain Arab juga saat itu jauh dari bola sehingga mendapat sorotan tajam,” tuturnya.

Ia juga mengungkapkan, ada faktor lain yang membuat penampilan pemain yang under perform mendapat sorotan tajam dari publik. Faktor itu yakni terlambatnya perubahan yang dilakukan pelatih saat permainan Garuda tidak berkembang.

“Padahal keputusan itu ada di tangan pelatih kenapa mereka tetap bermain, jadi intinya sama saja hampir semua pemain underperfom dan ada keterlambatan pengambilan keputusan dari pelatih, pemain tertentu yang kurang pas dilakukan akhirnya banyak terlihat kekurangan Klok dan Beckham di lapangan,” tegasnya

Meski begitu, menurut Indra penampilan tiga pemain tersebut tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Ia menilai masalah utama terletak pada struktur permainan tim yang belum solid dan gaya bermain yang diterapkan Patrick Kluivert.

Indra menyebut, Kluivert sangat berani memeragakan permainan terbuka melawan tim yang kualitasnya jauh di atas Indonesia. Padahal saat menang 2-0 atas Arab di Jakarta, Indonesia yang saat itu masih dilatih Shin Tae-yong bermain defensif.

“Tapi yang diluar prediksi Indonesia kenapa berani bermain terbuka. Waktu kita main di GBK saja kita main rapat, delay jadi defend to counter apalagi lawan di atas kita sangat wajar memakai taktik seperti itu,” ungkap Indra.

“Tapi semalam saya lihat Kluivert berani main high pressure di menit-menit awal, apalagi jarak antarpemain tidak terlalu dekat dan rapat sehingga mudah dieksploitasi oleh pemain Arab,” sambungnya.