Pemerintah Kota Cirebon mengungkapkan rencana pengembangan Sukalila Skybridge, sebuah kawasan yang akan memadukan wisata dan budaya yang ada di ‘Kota Udang’. Kawasan ini rencananya akan mencakup beberapa wilayah di Kota Cirebon.
Kepala Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal DPMPTSP Kota Cirebon, Uni Wahyuni memberikan gambaran tentang Sukalila Skybridge. Ia mengatakan bahwa Sukalila Skybridge ini akan memiliki lima segmen.
“Skybridge ini mempunyai lima segmen. Segmen A sampai segmen E,” kata Uni Wahyuni kepada infoJabar di Kota Cirebon, baru-baru ini.
Uni menjelaskan bahwa segmen A akan difokuskan sebagai area hijau. Salah satu wilayah yang termasuk dalam segmen ini adalah Jalan KS Tubun.
Sementara itu, segmen B akan dikembangkan menjadi kawasan Kampung Pecinan, yang mencakup area dari Jalan KS Tubun hingga Jalan Karanggetas.
Adapun segmen C direncanakan menjadi kawasan kampung Arab, yang meliputi Jalan Karanggetas hingga Jalan Yos Sudarso. Selanjutnya, segmen D dan E rencananya akan dikembangkan menjadi kawasan bertema Kampung Sunda dan Kacirebonan.
Segmen D sendiri meliputi Jalan Yos Sudarso hingga ke arah muara laut jawa. Sedangkan segmen E, meliputi wilayah antara segmen D hingga ke pantai laut jawa.
“Jadi Skybridge Sukalila ini wisata dengan beberapa kebudayaan yang ada di Kota Cirebon. Pertama adalah ruang hijau, kemudian kampung Arab, pecinan, Sunda dan Kacirebonan,” kata Uni Wahyuni.
Uni mengungkapkan bahwa konsep Sukalila Skybridge telah dipresentasikan dalam ajang West Java Investment Challenge (WJIC). Namun, kata dia, masih terdapat kekurangan dalam kajian awal, salah satunya terkait rincian investasi.
“Kemarin saya sudah presentasikan di Bandung. Jadi awalnya sudah ada feasibility study yang sudah dibuat oleh Bappelitbangda. Kemudian saya minta datanya untuk menjadikan Skybridge Sukalila sebagai project yang tahun ini diikutsertakan lomba di West Java Investment Challenge,” kata Uni.
“Kemudian ada beberapa masukan, karena di feasibility study yang sudah ada, itu masih sedikit. Hanya (menjabarkan) proyeksi Rp123,58 miliar nilai investasinya. Dalam kajian tersebut tidak ada nilai investasi yang dijabarkan secara merata. Kalau nilai investasi itu muncul, biasanya ada IRR, payback period, PV, RR,” sambung dia.
Selain itu, menurut Uni, konsep Sukalila Skybridge juga perlu disertai kajian mengenai berbagai aspek lainnya, seperti kebutuhan tenaga kerja dan hal-hal terkait lainnya.
“Kemarin ada juga masukan, kita harus membuat proyeksi tentang tenaga kerja yang dibutuhkan di sana, kemudian imbas sosial dan lingkungan apa, kemudian penggunaan SDM-nya berapa. Misalkan untuk membayar pegawai kebersihan dalam satu tahun itu akan menghabiskan biaya berapa. Itu harus dibuatkan proyeksi supaya investor tahu,” kata Uni.
“Jadi persyaratan-persyaratan WJIC (West Java Investment Challenge) pada Skybridge Sukalila itu harus jelas. Pada saat saya telusuri sampai ke muara sungai Sukalila itu masih banyak sampah, dan sungainya sangat hitam. Dan itu perlu dijelaskan lagi pada saat kemarin dipresentasikan,” kata Uni menambahkan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menjelaskan bahwa Sukalila Skybridge merupakan bagian dari konsep pengembangan kawasan yang telah dirancang oleh Pemerintah Kota Cirebon. “Kita merancang Sukalila Skybridge,” ujar Agus Mulyadi.
Namun, Agus mengakui bahwa untuk merealisasikan proyek tersebut dibutuhkan investasi yang tidak sedikit. Untuk saat ini, Pemkot Cirebon akan lebih dulu fokus pada penataan kawasan Sukalila, mulai dari normalisasi sungai hingga membuat area hijau di kawasan tersebut.
“Itu (Sukalila Skybridge) butuh investasi besar. Sementara kita akan lakukan pengerukan sungai dulu dan kita jadikan zona hijau dulu,” ucap Agus.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Cirebon dalam menata kawasan Sukalila. Dalam melakukan penataan ini, Pemkot Cirebon juga berencana merelokasi para pedagang yang ada di kawasan tersebut.
“Kami sudah koordinasi dengan BBWS, karena itu kewenangan BBWS. Tapi menjadi bagian tanggung jawab kita untuk bisa menjaga dan memfasilitasi tugas dari BBWS. Nanti setelah itu BBWS akan masuk melakukan pengerukan,” ucap Agus.
Menurutnya, sebelum normalisasi dilaksanakan, Pemkot Cirebon akan lebih dulu melakukan pembahasan. Beberapa hal yang akan dibahas antara lain adalah soal relokasi dan sosialisasi kepada para pedagang.
“Nanti kita akan ketemu (para pedagang), setelah kita koordinasi lintas sektor minggu depan. Pasti nanti ada ruang untuk diskusi,” ungkap Agus.