Akademisi-DPR Ajak Warga Ciamis Hemat Energi Lewat Pengembangan Sorgum

Posted on

Akademisi bersama anggota DPR RI dan pemerintah mengajak masyarakat Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, untuk menerapkan efisiensi dan penghematan energi. Dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung di Aula Hotel Priangan Ciamis, Selasa (16/12/2025) tersebut, sorgum diperkenalkan sebagai salah satu alternatif energi terbarukan sekaligus penguat ketahanan pangan.

Guru Besar Teknologi Pangan Universitas Pasundan Wisnu Cahyadi mengatakan, sorgum punya keunggulan karena dapat tumbuh di lahan kering. Sorgum dinilai cocok dikembangkan sebagai alternatif tanaman pangan dan sumber energi terbarukan di daerah dengan keterbatasan air.

“Salah satu kelebihan sorgum cocok (ditanam) di lahan kering. Ketika kondisi pertanian kita sedang kering maka sorgum lah yang paling pas untuk bisa di tanami,” ujar Wisnu Cahyadi usia Sosialisasi.

Wisnu menjelaskan, sorgum punya keunggulan karena mampu menghasilkan empat produk pascapanen sekaligus, yakni pupuk, pangan, pakan, dan energi, yang ia sebut sebagai konsep P3E. Saat ini, pihaknya tengah mengembangkan teknologi pengolahan sorgum dari hulu hingga hilir. Ke depan, teknologi tersebut diharapkan dapat diterapkan secara luas oleh para petani agar memberikan nilai tambah dan manfaat ekonomi berkelanjutan.

“Teknologi ini sedang terus kita kembangkan dan mudah-mudahan hal ini bisa dimanfaatkan oleh para petani khususnya di Jawa Barat,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sorgum dapat diolah menjadi beragam produk bernilai tambah, mulai dari aneka kue dan kukis, hingga gula sorgum yang aman dikonsumsi penderita diabetes. Selain sebagai pangan, sorgum juga berpotensi dikembangkan menjadi sumber energi terbarukan seperti bioetanol dan charcoal.

Pengolahan sorgum sebagai energi terbarukan dilakukan dengan memeras batang tanaman untuk diambil air niranya. Nira tersebut selanjutnya diolah, sementara ampas batangnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan biomassa.

“Nira kemudian diolah jadi gula dan bioetanol. Semua bagian tanaman sorgum bermanfaat,” ungkap Wisnu.

Menurut Wisnu, penanaman sorgum saat ini sudah diterapkan di sejumlah daerah di Jawa Barat, seperti Kota Bandung, Garut, Cirebon, Kuningan, Subang, dan Sukabumi. Ia juga menyebut telah memperoleh informasi mengenai kesiapan lahan seluas sekitar 100 hektare di wilayah Cimerak, Kabupaten Pangandaran, yang direncanakan untuk penanaman sorgum.

“Insyaallah kita kerjasama dengan Kementan untuk mengembangkannya,” kata Wisnu.

Wisnu menjelaskan, pasar menjadi perhatian penting dalam pengembangan sorgum. Saat ini, timnya tengah berusaha menyiapkan dan membuka pasar untuk sorgum. Ia menegaskan para petani tidak perlu khawatir, karena sudah disiapkan skema penyerapan hasil panen atau offtaker yang siap menampung produk sorgum dari wilayah pedesaan.

“Insyaallah untuk pasar, kami sudah kerjasama dengan beberapa instansi. Seperti biomassa dengan PLN. Dengan bantuan DPR RI bisa menjembatani hubungan kami dengan pemerintah,” ungkap Wisnu.

Sementara itu Anggota Komisi VI DPR RI Ida Nurlaela mengatakan, pihaknya bermitra dengan BUMN yang memiliki fasilitas untuk sosialisasi mengenai program pemerintah. Salah satunya tentang efisiensi dan penghematan energi yang dilaksanakan di Ciamis.

“Diantaranya masalah sumber energi yang efektif. Kami menyerap aspirasi dan memberikan sosialisasi, bekerjasama dengan PT Pegadaian,” ujarnya.

Ida mengatakan, salah satu alasan memilih Ciamis dalam sosialisasi ini karena di wilayah ini banyak lahan yang dapat digunakan sebagai sumber daya alam potensial atau energi terbarukan.

“Berbicara tentang efisiensi energi banyak sekali. Kita harus turun ke masyarakat dan menggali potensinya,” pungkasnya.