Kericuhan pecah di area kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) yang lokasinya berdekatan di Jalan Tamansari, Kota Bandung. Dalam insiden ini, 10 orang diamankan.
Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan menjelaskan ke-10 orang itu diamankan saat polisi melakukan patroli skala besar. Sebelum mengamankan 10 orang tersebut, polisi lebih dulu mengamankan enam orang dalam patroli pertama mengelilingi Kota Bandung.
“Kita dari dari patroli skala besar kedua itu kami mengamankan 10 orang,” ujar Rudi di Mapolda Jabar, Selasa (2/9/2025).
Rudi menambahkan, dari 10 orang pelaku, 2 di antaranya terbukti membawa senpi dan sepaket ganja.
“Ini yang ganja ini kita dapat dari pengangguran tamatan SMA, mohon maaf saya ulangi yang ganja itu dari tamatan SMA pengangguran namanya GOP dan satu lagi AA 25 tahun dari Bandung termasuk mendapatkan senpi senjata softgun tapi isinya peluru gotri,” tuturnya.
“Nah ini untuk yang kedua ini yang membawa marijuana dan senjata ini telah kita tetapkan jadi tersangka,” pungkasnya.
Kapolda turut mengungkap identitas ke-10 massa yang diamankan tersebut. Massa didominasi warga biasa, bukan mahasiswa.
“Pertama itu kami dapati dengan inisial MN itu 23 tahun, mahasiswa salah satu universitas yang berada di sana, itu benar semester 5. Kemudian MF, 23 tahun, mahasiswa, salah satu universitas swasta yang berada di sana,” tutur Rudi.
Ketiga, pria berinisial HFS, 29 tahun, berprofesi sebagai sekuriti. Keempat, MRA dari Gedebage, kelima AW, seorang wiraswasta, lalu keenam MSE, ketujuh MFS, dan kedelapan HM.
Sementara dua orang lainnya inisial GOP dan AA. Kedua orang ini yang ditetapkan tersangka lantaran membawa ganja dan senjata.
“Ini yang ganja ini kita dapat dari pengangguran tamatan SMA, mohon maaf saya ulangi yang ganja itu dari tamatan SMA pengangguran namanya GOP dan satu lagi AA, 25 tahun, dari Bandung termasuk mendapatkan senpi senjata softgun tapi isinya peluru gotri dan yang kedua ini yang membawa marijuana dan senjata ini telah kita tetapkan jadi tersangka,” tuturnya.
Selain barang bukti tangkapan layar video, polisi juga pamerkan barang bukti berupa senpi, sepaket gaja dan tiga botol yang digunakan sebagai bom molotov.
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. angkat bicara terkait kerusuhan yang tarjadi di Kampus Unisba, Senin (1/9) malam. Harits sebut jika massa yang ditembaki gas air mata oleh polisi merupakan gerombolan tidak dikenal.
Menurutnya, demo di Gedung DPRD Jabar berakhir pada Pukul 17.00 WIB, korban yang notabene mengalami sesak nafas berdatangan ke kampus Unisba pada 17.20 WIB, posko buka sampai korban selesai ditangani.
“Proses penanganan korban berakhir pada Pukul 20.30-21.00 WIB korban sudah dibantu evakuasi dan dijemput keluarga dan setelah itu posko tutup,” kata Harits kepada wartawan, Selasa (2/9/2025).
Harits mengungkapkan, kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya,” ungkapnya.
“Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi,” tambahnya.
Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.
“Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita,” tuturnya.
Pihak Universitas Pasundan (Unpas) juga buka suara soal kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9/2025) malam. Unpas juga menegaskan tidak ada intervensi dari aparat di balik kejadian itu.
Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., mengatakan saat ini keadaan di sekitar kampus Unpas di Jalan Tamansari sudah kondusif, aman, dan terkendali.
Pihak kampus juga sudah mengambil sejumlah langkah. Harapannya, situasi kondusif bisa terus terjaga ke depan.
“Bahwa saat ini kami telah melakukan Langkah-langah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya,” kata Azhar dalam keterangan resminya, Selasa (2/9/2025).
Azhar lalu menegaskan, pihaknya tidak melihat adanya intervensi dari aparat keamanan ke area kampus.
“Kami tidak melihat adanya intervensi berlebihan dari aparat keamanan terhadap kampus dan mahasiswa,” tegasnya.
Identitas 10 Orang
Penjelasan Rektor Unisba
Unpas Buka Suara
Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. angkat bicara terkait kerusuhan yang tarjadi di Kampus Unisba, Senin (1/9) malam. Harits sebut jika massa yang ditembaki gas air mata oleh polisi merupakan gerombolan tidak dikenal.
Menurutnya, demo di Gedung DPRD Jabar berakhir pada Pukul 17.00 WIB, korban yang notabene mengalami sesak nafas berdatangan ke kampus Unisba pada 17.20 WIB, posko buka sampai korban selesai ditangani.
“Proses penanganan korban berakhir pada Pukul 20.30-21.00 WIB korban sudah dibantu evakuasi dan dijemput keluarga dan setelah itu posko tutup,” kata Harits kepada wartawan, Selasa (2/9/2025).
Harits mengungkapkan, kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.
“Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya,” ungkapnya.
“Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi,” tambahnya.
Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.
“Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita,” tuturnya.
Pihak Universitas Pasundan (Unpas) juga buka suara soal kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9/2025) malam. Unpas juga menegaskan tidak ada intervensi dari aparat di balik kejadian itu.
Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., mengatakan saat ini keadaan di sekitar kampus Unpas di Jalan Tamansari sudah kondusif, aman, dan terkendali.
Pihak kampus juga sudah mengambil sejumlah langkah. Harapannya, situasi kondusif bisa terus terjaga ke depan.
“Bahwa saat ini kami telah melakukan Langkah-langah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya,” kata Azhar dalam keterangan resminya, Selasa (2/9/2025).
Azhar lalu menegaskan, pihaknya tidak melihat adanya intervensi dari aparat keamanan ke area kampus.
“Kami tidak melihat adanya intervensi berlebihan dari aparat keamanan terhadap kampus dan mahasiswa,” tegasnya.